Search

Rabu, 04 November 2015

Nomophobia, Gangguan Yang Dapat Menyerang Siapa Saja! Cegah Sekarang Juga!



PENGGUNAAN ponsel memang semakin marak, bahkan saat ini siapa pun bisa memilikinya. Ponsel menjadi alat komunikasi yang multifungsi dan kompleks, seperti berfungsi sebagai alat pemotret, penerima informasi, pengirim pesan, mendengarkan musik, penghubung jaringan internet, dan berbagai fungsi lainnya. Selain memiliki beragam fungsi, ponsel juga bisa didapatkan dengan harga yang cukup terjangkau. Inilah mengapa ponsel menjadi terkenal dan menjadi media paling utama bagi kehidupan manusia modern.
 
 
Evolusi telepon genggam atau ponsel memang luar biasa, mulai dari sebesar ukuran kotak sepatu hingga era smartphone yang membuat pengguna serasa memiliki komputer di mana pun berada. Zaman sekarang seseorang akan merasa seperti telah membuka jendela dunia dan merasa bahwa dunia ada digenggamannya. Saat ini kehidupan kita lebih banyak menggunakan smartphone atau ponsel pintar. Lewat smartphone, kita dapat dengan mudah mengakses apa saja. Tak heran jika smartphone menjadi semakin tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kondisi ini lama kelamaan akan membuat beberapa orang kecanduan hingga tak bisa menjalani kehidupan dengan normal tanpa smartphone. Situasi seperti ini biasa disebut dengan nomophobia. Sebenarnya ada hubungan apakah antara smartphone dengan nomophobia?
 
 
Nomophobia? Dari namanya saja sudah bisa kita duga kalau ini adalah sejenis gangguan yang berhubungan dengan rasa takut. Nomophobia adalah singkatan dari No Mobile Phone Phobia, yang artinya bahwa seseorang akan merasa ketakutan jika tidak membawa smartphone ketika beraktivitas. Gangguan ini merupakan salah satu keadaan yang tidak normal yang dapat menimbulkan rasa takut atau perasaan gelisah dan cemas jika seseorang berada jauh dari ponselnya.
 
 
Nomophobia menyerang para pengguna smartphone yang pada umumnya adalah remaja dan orang-orang dewasa. Orang yang sudah terkena gangguan ini akan mengalami ketergantungan dan menjadi gelisah ketika berada jauh dari ponselnya, ia akan cemas pada saat kehilangan sinyal, bahkan panik ketika tidak memiliki pulsa atau ketika putus komunikasi dengan dunia luar akibat gagal terkoneksi dengan internet. Hal ini nantinya akan berdampak buruk pada penggunanya. Selain sering merasa takut atau gelisah, hal ini juga dapat menghilangkan konsentrasi karena yang dipikirkan hanyalah smartphone miliknya. Akibat lain yang ditimbulkan akan bergantung dari parah atau tidaknya nomophobia yang diderita.
 
 
Sebagian orang akan merasa hampa jika tidak memegang smartphone dan tak terhubung akses internet. Bahkan orang yang terserang nomophobia akut selalu tidur berdampingan dengan smartphone dan mayoritas pengguna tak segan-segan untuk membawa smartphone ke dalam kamar mandi. Adapula orang yang selalu mendahulukan memeriksa pemberitahuan di ponselnya ketimbang mencuci muka saat baru bangun tidur.
 
 
Sebenarnya nomophobia dapat dihubungkan pula dengan masalah ’wifi party’. Fenomena ‘wifi party’ merupakan pesta yang terjadi ketika keluarga sedang berkumpul atau pada saat bersama teman-teman, namun setiap orang yang berada dalam kondisi tersebut sibuk menggenggam smartphone yang terkoneksi dengan internet melalui wifi yang tersedia atau hanya terfokus pada layarnya.
 
 
Rencana yang dibuat untuk sekedar berkumpul bersama menjadi tak terealisasikan ketika setiap orang sibuk dan fokus dengan benda kecil yang dapat memberi informasi tersebut. Hal terburuk yang pernah seseorang alami adalah ketika rencana untuk kumpul bersama dengan berbagai candaan berubah menjadi realita bahwa semua orang yang berkumpul di sana masing-masing memegang ponsel dan asik menatap layarnya sambil tersenyum bahagia bahkan tertawa, tanpa memedulikan keadaan sekitarnya. Kenapa ini bisa terjadi? Karena saat ini kita hidup pada zaman dimana kita berbicara dengan menggunakan tangan (mengetik) dan mendengar dengan menggunakan mata (membaca).
 
 
Kecanggihan teknologi membawa kita kepada dunia tanpa batas ruang dan waktu. Tanpa batas ruang, artinya kita bisa berkomunikasi dengan mengirim pesan tanpa harus berada dalam ruang atau tempat yang sama kepada orang yang berada jauh dari tempat kita. Tanpa batas waktu, artinya kita bisa mengirim pesan kapan saja dan di mana saja, dalam keadaan bekerja, kuliah atau yang lainnya. Begitu banyak kemudahan yang diberikan dari berbagai macam teknologi saat ini, sehingga membuat kita lupa akan banyaknya kegiatan yang lebih bermanfaat dibandingkan dengan duduk manis menatap layar smartphone.
 
 
Gejala yang dapat diketahui ketika seseorang terserang nomophobia antara lain, yaitu tidak bisa berhenti mengecek smartphone, selalu ketakutan akan kehilangan smartphone, dan tidak pernah mematikan smartphone. Berbagai kecanggihan teknologi sudah merasuki kehidupan kita dan kita menerimanya dengan riang gembira, tanpa tahu apa akibat yang akan ditimbulkan ketika kita sudah kecanduan dengan teknologi tersebut. Kita jadi lebih sering berkomunikasi dengan orang lain tanpa bertemu langsung atau tatap muka.
 
 
Apakah gangguan ini berbahaya bagi manusia? Sebenarnya tidak juga. Tetapi memang kita harus pintar dalam membagi waktu agar hidup bisa seimbang. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegah maupun mengatasi gangguan ini, salah satunya adalah dengan membatasi penggunaan smartphone.
 
 
Gunakan smartphone sesuai dengan keperluan dan menyadari bahwa penggunaan smartphone yang tidak terlalu penting akan berdampak pada terbuangnya waktu dengan sia-sia. Ingatlah bahwa smartphone hanya alat yang dapat membantu kehidupan menjadi semakin mudah dan lebih cepat, namun jangan sampai lupakan hal-hal lain. Memang smartphone dapat membantu dalam banyak hal, namun adakalanya kita harus meluangkan waktu sejenak untuk beristirahat. Misalnya, memanfaatkan waktu semaksimal mungkin ketika bersama keluarga atau teman-teman. (tresna)

Bersyukurlah! :)

Kita diciptakan pasti tidak sia-sia, setiap manusia yang terlahir ke dunia adalah orang yang telah Allah pilih untuk mengemban amanah dan agar bermanfaat bagi sesama.

Bahkan seekor babi pun dapat bermanfaat untuk makhluk hidup lainnya (babi memakan kotoran, sehingga bisa dikatakan berguna untuk membersihkan lingkungan), apalagi manusia yang tercipta dengan predikat makhluk yang paling mulia diantara hewan dan tumbuhan.

Kita hidup di dunia ini atas izin Sang Maha Pencipta.

Ia mengizinkan kita dengan menciptakan mata untuk dapat melihat indahnya bumi, matahari, langit, bulan, bintang, awan dan segalanya yang ada di langit.

Dia mengizinkan kita dengan menciptakan hidung dan paru-paru untuk dapat menghirup udara dan bernapas agar kita dapat bertahan hidup sampai usia yang telah ditentukan-Nya.

Dia mengizinkan kita dengan menciptakan lidah untuk dapat menikmati lezatnya buah-buahan dan sayuran sebagai penopang hidup utama kita di dunia dan sebagai penyembuh dari berbagai macam penyakit fisik.

Dia mengizinkan kita dengan menciptakan telinga untuk dapat mendengar suara adzan yang begitu indah dan mengingatkan kita untuk selalu menyembah-Nya.

Dia mengizinkan kita untuk mempunyai kaki yang bisa kita gunakan untuk berjalan menuju jalan lurus yang diridhai Allah, dimana kita dianjurkan untuk melangkahkan kaki ini kepada hal-hal yang benar.

Dia mengizinkan kita untuk mempunyai tangan yang seharusnya bisa kita gunakan untuk hal-hal yang jauh dari keburukan.

Dia mengizinkan kita untuk mempunyai mulut yang bisa berbicara agar kita bisa mengingatkan sesama akan kesalahan setiap hamba-Nya.

Itulah beberapa diantaranya kenikmatan dan kasih sayang Allah untuk kita, masih banyak kenikmatan lain yang Allah berikan kepada kita, hingga kita tak dapat menghitung berapa banyaknya.

Saudara-saudariku, marilah sama-sama kita bersyukur.

Sesulit apa pun kita mendapatkan cobaan dari-Nya, bayangkan bahwa masih banyak orang lain yang mungkin lebih sulit daripada kita.

Ujian yang Dia berikan kepada kita mungkin tak seberapa, tapi kasih sayang Allah lebih dari dunia dan seisinya.

Senin, 19 Januari 2015

Sepuluh Amalan Ini Pahalanya Setara dengan Shalat Malam..!



           

          

           Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW. Beliaulah seagung-agungnya manusia yang tidak luput dari semua amal shaleh. Meski terbebas dari dosa masa lalu dan yang akan datang, beliau senantiasa mendirikan shalat malam sebagai ibadah unggulan dengan amat sempurna.

            Shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shaleh. Ketika shalat malam inilah seorang hamba bisa berkomunikasi langsung dengan Rabb semesta alam. Dalam shalat malam terdapat derajat yang tinggi dan kemuliaan yang tak bisa digapai oleh mereka yang bermalas-malasan dalam tidur panjangnya.

            Sebab utamanya amalan tersebut, dalam banyak riwayat Nabi SAW menyampaikan amalan-amalan yang pahalanya disetarakan dengan shalat malam. Tentu saja amalan-amalan ini tidak layak dijadikan alasan bagi mereka yang bermalas diri untuk berdiri, rukuk, dan sujud di malam-malam nan syahdu kepada Rabbnya.

            Namun, amalan ini adalah keringanan dan keutamaan bagi mereka yang terbiasa mendirikan shalat malam, kemudian terhalang mendirikannya karena satu dan lain alasan yang dibenarkan oleh syariat.

            Apa sajakah amalan tersebut? Berikut ini adalah sepuluh amalan yang pahalanya setara dengan shalat malam:



1. Shalat Isya dan Subuh Berjamaah




Inilah dua shalat wajib yang paling sukar dikerjakan oleh orang-orang munafiq. Jika di zaman Nabi SAW shalat ini bisa ditinggalkan dengan leluasa oleh orang munafiq sebab tiadanya penerangan seperti zaman sekarang, sehingga wajah mereka tak dikenali jika tidak hadir, maka di zaman serba cahaya ini, kedua shalat tersebut sukar dikerjakan sebab banyak godaan yang dihembuskan oleh setan terlaknat dan pasukannya.

Baik itu permainan, tontonan, acara, dan kegiatan sia-sia dan berorientasi dunia semata, maupun aktivitas-aktivitas maksiat yang biasanya dimulai sejak masuknya waktu Isya hingga fajar Subuh menyapa.

“Barang siapa shalat Isya berjamaah,” sabda Nabi sebagaimana diriwayatkan dari Utsman bin Affan, “ia seperti shalat setengah malam.” Lanjut Rasulullah dalam riwayat Imam Malik, Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi ini, “Barang siapa shalat Isya dan Subuh berjamaah,” pungkas Nabi sebagaimana diriwayatkan pula oleh Imam Abu Dawud dan ad-Darimi, “ia seperti shalat semalam suntuk.”

Lantaran keutamaan ini, dalam riwayat lain disampaikan bahwa para sahabat sering berebut untuk menempati shaf pertama dalam kedua shalat tersebut. Bahkan, Nabi SAW pernah menyebutkan, andai orang-orang mengetahui apa yang terkandung dalam shaf pertama, maka mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak.


2. Empat Rakaat Qabliyah Zhuhur

Di tengah terik sinar mentari, ketika bayangannya sudah bergeser ke arah barat, Allah Ta’ala mensyariatkan shalat Zhuhur. Inilah waktu istirahat terbaik bagi seorang hamba di siang hari. Kumpulan lelah dalam sehari itu, bisa luruh seketika dan berubah menjadi semangat setelah seorang hamba memuji Rabb Yang Maha Terpuji dalam rukuk dan sujud.

Sebelum menu utama empat rakaat Zhuhur nan agung itu, ada sunnah Qabliyah mu’akkad yang lazim dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Bahkan, tatkala beliau luput mendirikannya, beliau menggantinya dengan shalat sunnah selepas Zhuhur.

Secara marfu’ mursalan, diriwayatkan dari Abu Shalih, Rasulullah SAW bersabda, “Empat rakaat sebelum Zhuhur setara dengan shalat menjelang Subuh.” (HR. Ibnu Abi Syaibah).
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa empat rakaat sunnah ini memiliki keutamaan bisa membuka pintu langit.
3. Shalat Tarawih Di Belakang Imam Sampai Selesai
 


Amalan ini hanya ada di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Shalat sunnah Tarawih merupakan salah satu amalan unggulan dengan segudang manfaat. Jika dilakukan dengan iman dan ihsan, maka shalat Tarawih bisa menjadi penggugur dosa bagi seorang hamba. Sedangkan bagi siapa yang menjalankannya secara berjamaah hingga akhir bersama imam, ada keutamaan khusus bagi pelakunya.

Dari Abu Dzar al-Ghifari, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi, serta Imam Nasa’i dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ketika seorang laki-laki shalat (Tarawih) bersama imam sampai selesai, ia dianggap telah mendirikan shalat malam.” 
 
Keutamaan ini semakin bertambah jika shalat Tarawih ini dilakukan bertepatan dengan Lailatul Qadr (malam kemuliaan yang lebih utama dari seribu bulan).


4. Membaca Seratus Ayat Di Malam Hari


Membaca Al-Qur’an adalah ibadah unggulan dengan segudang manfaat di dalamnya. Dari satu huruf Al-Qur’an, Allah menyediakan balasan sepuluh kebaikan. Bagi siapa yang menghafal kalam suci itu, Allah Ta’ala akan memberikan kemuliaan di dunia dan akhirat.

Rasulullah bersabda, “Barang siapa membaca seratus ayat di malam hari,” sebagaimana diriwayatkan dari Tamim ad-Dari, “amalan itu dicatat setara orang yang melakukan qunut semalam.” Hadits mulia ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ad-Darimi.

5. Membaca Dua Ayat Terakhir Al-Baqarah Di Malam Hari


Inilah dua ayat bertema tauhid dalam rangkaian panjang surat Al-Baqarah. Surat tersebut memiliki keutamaan untuk mengusir jin dari sebuah rumah ataupun tempat. Karenanya, diantara dzikir ruqyah terdapat lima ayat awal surat Al-Baqarah, ayat Kursi dan dua ayat selepasnya, juga dua ayat terakhir surat terpanjang dalam Al-Qur’an ini.

Dua ayat ini juga masuk dalam dzikir pagi dan petang yang senantiasa disunnahkan oleh Rasulullah SAW, termasuk amat dianjurkan untuk dibaca di malam hari ketika hendak tidur agar seorang hamba terjaga dari setan dan terbangun dalam ketaatan penuh kepada Allah Ta’ala.

Jika dua ayat ini dibaca di malam hari, sebagaimana disebutkan dari al-Qamah, dari Abu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca akhir surat Al-Baqarah, ia setara dengan shalat malam.” (HR. Bukhari).

6. Akhlak yang Mulia


Sesungguhnya Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak adalah buah pertama dari benarnya iman seseorang kepada Allah Ta’ala. Siapa beriman, maka harus dibuktikan dengan mulianya akhlak. Akhlak ini pula yang membuat jutaan manusia tertunduk dan simpati kepada pribadi Rasulullah dan kemudian berislam dengan rela hati. Sebab pesona akhlak bisa dirasakan oleh mata, pikiran, dan juga hati.

Dari Aisyah binti Abu Bakar ash-Siddiq, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Malik, Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan al-Hakim, Rasulullah SAW bersabda: “Seorang mukmin akan mencapai derajat seseorang yang shalat di malam hari dan berpuasa di siang hari dengan perangainya yang baik.”

Di antara ikhtiar yang bisa ditempuh untuk memiliki perangai nan memesona ini adalah dengan mempelajari sejarah kehidupan Rasulullah SAW, sahabat, tabi’in, dan pengikut tabi’in.

7. Menyantuni Janda dan Orang Miskin





Salah satu dimensi akhlak yang paling utama adalah hubungan antarsesama manusia. Seseorang dikatakan baik akhlaknya tatkala ia tidak mendzalimi sesamanya. Selain itu, mereka yang baik akhlaknya juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat sekitarnya.

Dari Abu Hurairah, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang melayani janda dan orang miskin, mereka seperti mujahid di jalan Allah Ta’ala, atau orang yang shalat malam, atau orang yang berpuasa di siang hari.”


8. Menjaga Adab Shalat Hari Jum’at




Hari Jum’at adalah berkumpulnya kebaikan dan sunnah, di samping berkumpulnya kaum muslimin dalam ibadah shalat Jum’at. Di hari Jum’at ada sunnah untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi, memotong kuku, mencukur rambut, membaca surat Al-Kahfi, dan sebagainya. Tersedia pahala yang agung bagi siapa yang menjalankan sebagian sunnah itu.

Aus bin Aus ats-Tsaqafi mendengar Nabi SAW bersabda, “Barang siapa mandi sebelum shalat Jum’at kemudian datang lebih awal dengan berjalan kaki, lalu berdiri paling dekat dengan imam dan memperhatikan khutbah,” maka baginya tersedia pahala yang agung sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Nasai ini, “setiap langkah dinilai amalan setahun, termasuk pahala puasa dan shalat malamnya.”



9. Ribath Sehari Semalam Di Jalan Allah Ta’ala

Ribath berarti berjaga-jaga. Ia disyariatkan bagi kaum muslimin dalam keadaan perang menghadapi musuh, baik itu kaum kafir, musyrik, maupun munafiq.

Salman al-Farisi, salah satu sahabat Nabi SAW yang berasal dari negeri Persia, suatu hari mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ribath sehari semalam lebih utama dari puasa sebulan sekaligus shalat malamnya.”

Tentunya, jika amalan ini digabungkan, pahalanya akan semakin besar. Sedangkan jika orang tersebut syahid di medan jihad, lanjut Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Nasa’i ini, “Jika ia meninggal, amalannya akan mengalir, rezekinya mengalir, dan terjaga dari siksa kubur.”



10. Niat Shalat Malam Sebelum Tidur


Semua amal tergantung niatnya. Niat yang baik akan diberi pahala satu kebaikan, meskipun belum dilakukan. Dan akan terus bertambah pahalanya jika niat tersebut dilakukan, yakni berlipat sepuluh hingga tujuh ratus kali. Sedangkan niat buruk yang urung dikerjakan, baginya tercatat satu kebaikan sebagai bentuk Maha Penyayangnya Allah Ta’ala.

Dari Abu Darda, Rasulullah bersabda, “Barang siapa mendatangi tempat tidurnya dalam keadaan berniat shalat malam, kemudian ia terlambat bangun,” lanjut Nabi dalam riwayat Imam Nasa’i dan Ibnu Majah ini, “maka niatnya dicatat dan tidurnya menjadi sedekah dari Allah Ta’ala.”



            Demikianlah sepuluh amalan yang pahalanya setara dengan shalat malam. Kesepuluh amalan ini dikutip bebas dari buku “Mizan, Jurus Jitu Memperberat Timbangan Amal” tulisan Dr. Muhammad bin Ibrahim an-Nu’aim. Semoga Allah Ta’ala berkahi umur penulisnya serta penerbit bukunya, dan memudahkan kita untuk menjalankan ketaatan kepada Allah Ta’ala.

            Mudah-mudahan dengan adanya tulisan ini, menjadikan kita lebih cinta dan lebih menaati sang pencipta, Allah Subhanahu Wa Ta’ala, agar kita senantiasa mendapatkan RidhoNya. Aamiin.