Semoga Allah Ta’ala
melimpahkan shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW. Beliaulah
seagung-agungnya manusia yang tidak luput dari semua amal shaleh. Meski
terbebas dari dosa masa lalu dan yang akan datang, beliau senantiasa mendirikan
shalat malam sebagai ibadah unggulan dengan amat sempurna.
Shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shaleh. Ketika
shalat malam inilah seorang hamba bisa berkomunikasi langsung dengan Rabb
semesta alam. Dalam shalat malam terdapat derajat yang tinggi dan kemuliaan
yang tak bisa digapai oleh mereka yang bermalas-malasan dalam tidur panjangnya.
Sebab utamanya amalan tersebut, dalam banyak riwayat Nabi
SAW menyampaikan amalan-amalan yang pahalanya disetarakan dengan shalat malam.
Tentu saja amalan-amalan ini tidak layak dijadikan alasan bagi mereka yang
bermalas diri untuk berdiri, rukuk, dan sujud di malam-malam nan syahdu kepada
Rabbnya.
Namun, amalan ini adalah keringanan dan keutamaan bagi
mereka yang terbiasa mendirikan shalat malam, kemudian terhalang mendirikannya
karena satu dan lain alasan yang dibenarkan oleh syariat.
Apa sajakah amalan tersebut? Berikut ini adalah sepuluh
amalan yang pahalanya setara dengan shalat malam:
1. Shalat Isya dan Subuh Berjamaah
Inilah dua shalat wajib yang
paling sukar dikerjakan oleh orang-orang munafiq. Jika di zaman Nabi SAW shalat
ini bisa ditinggalkan dengan leluasa oleh orang munafiq sebab tiadanya
penerangan seperti zaman sekarang, sehingga wajah mereka tak dikenali jika
tidak hadir, maka di zaman serba cahaya ini, kedua shalat tersebut sukar
dikerjakan sebab banyak godaan yang dihembuskan oleh setan terlaknat dan
pasukannya.
Baik itu permainan,
tontonan, acara, dan kegiatan sia-sia dan berorientasi dunia semata, maupun
aktivitas-aktivitas maksiat yang biasanya dimulai sejak masuknya waktu Isya
hingga fajar Subuh menyapa.
“Barang siapa shalat Isya
berjamaah,” sabda Nabi sebagaimana diriwayatkan dari Utsman bin Affan, “ia
seperti shalat setengah malam.” Lanjut Rasulullah dalam riwayat Imam Malik,
Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi ini, “Barang siapa shalat Isya dan Subuh
berjamaah,” pungkas Nabi sebagaimana diriwayatkan pula oleh Imam Abu Dawud dan
ad-Darimi, “ia seperti shalat semalam suntuk.”
Lantaran keutamaan ini,
dalam riwayat lain disampaikan bahwa para sahabat sering berebut untuk
menempati shaf pertama dalam kedua shalat tersebut. Bahkan, Nabi SAW pernah
menyebutkan, andai orang-orang mengetahui apa yang terkandung dalam shaf pertama,
maka mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak.
2. Empat Rakaat Qabliyah Zhuhur
Di tengah terik sinar
mentari, ketika bayangannya sudah bergeser ke arah barat, Allah Ta’ala
mensyariatkan shalat Zhuhur. Inilah waktu istirahat terbaik bagi seorang hamba
di siang hari. Kumpulan lelah dalam sehari itu, bisa luruh seketika dan berubah
menjadi semangat setelah seorang hamba memuji Rabb Yang Maha Terpuji dalam
rukuk dan sujud.
Sebelum menu utama empat
rakaat Zhuhur nan agung itu, ada sunnah Qabliyah mu’akkad yang lazim dikerjakan
oleh Rasulullah SAW. Bahkan, tatkala beliau luput mendirikannya, beliau
menggantinya dengan shalat sunnah selepas Zhuhur.
Secara marfu’ mursalan,
diriwayatkan dari Abu Shalih, Rasulullah SAW bersabda, “Empat rakaat sebelum Zhuhur
setara dengan shalat menjelang Subuh.” (HR. Ibnu Abi Syaibah).
Dalam riwayat yang
lain disebutkan bahwa empat rakaat sunnah ini memiliki keutamaan bisa membuka
pintu langit.
3. Shalat Tarawih Di Belakang Imam
Sampai Selesai
Amalan ini hanya ada di bulan
Ramadhan yang penuh berkah. Shalat sunnah Tarawih merupakan salah satu amalan
unggulan dengan segudang manfaat. Jika dilakukan dengan iman dan ihsan, maka
shalat Tarawih bisa menjadi penggugur dosa bagi seorang hamba. Sedangkan bagi
siapa yang menjalankannya secara berjamaah hingga akhir bersama imam, ada
keutamaan khusus bagi pelakunya.
Dari Abu Dzar al-Ghifari,
sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi,
serta Imam Nasa’i dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ketika
seorang laki-laki shalat (Tarawih) bersama imam sampai selesai, ia dianggap
telah mendirikan shalat malam.”
Keutamaan ini semakin
bertambah jika shalat Tarawih ini dilakukan bertepatan dengan Lailatul Qadr
(malam kemuliaan yang lebih utama dari seribu bulan).
4. Membaca Seratus Ayat Di Malam Hari
Membaca Al-Qur’an adalah
ibadah unggulan dengan segudang manfaat di dalamnya. Dari satu huruf Al-Qur’an,
Allah menyediakan balasan sepuluh kebaikan. Bagi siapa yang menghafal kalam
suci itu, Allah Ta’ala akan memberikan kemuliaan di dunia dan akhirat.
5. Membaca Dua Ayat
Terakhir Al-Baqarah Di Malam Hari
Inilah dua ayat bertema
tauhid dalam rangkaian panjang surat Al-Baqarah. Surat tersebut memiliki
keutamaan untuk mengusir jin dari sebuah rumah ataupun tempat. Karenanya,
diantara dzikir ruqyah terdapat lima ayat awal surat Al-Baqarah, ayat Kursi dan
dua ayat selepasnya, juga dua ayat terakhir surat terpanjang dalam Al-Qur’an
ini.
Dua ayat ini juga masuk
dalam dzikir pagi dan petang yang senantiasa disunnahkan oleh Rasulullah SAW,
termasuk amat dianjurkan untuk dibaca di malam hari ketika hendak tidur agar
seorang hamba terjaga dari setan dan terbangun dalam ketaatan penuh kepada
Allah Ta’ala.
6. Akhlak yang Mulia
Sesungguhnya Rasulullah SAW
diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak adalah buah pertama dari
benarnya iman seseorang kepada Allah Ta’ala. Siapa beriman, maka harus
dibuktikan dengan mulianya akhlak. Akhlak ini pula yang membuat jutaan manusia
tertunduk dan simpati kepada pribadi Rasulullah dan kemudian berislam dengan
rela hati. Sebab pesona akhlak bisa dirasakan oleh mata, pikiran, dan juga
hati.
Dari Aisyah binti Abu Bakar
ash-Siddiq, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Malik, Ahmad, Abu
Dawud, Ibnu Hibban, dan al-Hakim, Rasulullah SAW bersabda: “Seorang mukmin akan
mencapai derajat seseorang yang shalat di malam hari dan berpuasa di siang hari
dengan perangainya yang baik.”
7. Menyantuni Janda dan Orang Miskin
Salah satu dimensi akhlak
yang paling utama adalah hubungan antarsesama manusia. Seseorang dikatakan baik
akhlaknya tatkala ia tidak mendzalimi sesamanya. Selain itu, mereka yang baik
akhlaknya juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat sekitarnya.
8. Menjaga Adab Shalat Hari Jum’at
Hari Jum’at adalah
berkumpulnya kebaikan dan sunnah, di samping berkumpulnya kaum muslimin dalam
ibadah shalat Jum’at. Di hari Jum’at ada sunnah untuk memperbanyak shalawat
kepada Nabi, memotong kuku, mencukur rambut, membaca surat Al-Kahfi, dan
sebagainya. Tersedia pahala yang agung bagi siapa yang menjalankan sebagian
sunnah itu.
9. Ribath Sehari Semalam Di Jalan Allah
Ta’ala
Ribath berarti berjaga-jaga.
Ia disyariatkan bagi kaum muslimin dalam keadaan perang menghadapi musuh, baik
itu kaum kafir, musyrik, maupun munafiq.
Salman al-Farisi, salah satu
sahabat Nabi SAW yang berasal dari negeri Persia, suatu hari mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Ribath sehari semalam lebih utama dari puasa sebulan
sekaligus shalat malamnya.”
10. Niat Shalat Malam Sebelum Tidur
Semua amal tergantung
niatnya. Niat yang baik akan diberi pahala satu kebaikan, meskipun belum
dilakukan. Dan akan terus bertambah pahalanya jika niat tersebut dilakukan,
yakni berlipat sepuluh hingga tujuh ratus kali. Sedangkan niat buruk yang urung
dikerjakan, baginya tercatat satu kebaikan sebagai bentuk Maha Penyayangnya
Allah Ta’ala.
Dari Abu Darda, Rasulullah
bersabda, “Barang siapa mendatangi tempat tidurnya dalam keadaan berniat shalat
malam, kemudian ia terlambat bangun,” lanjut Nabi dalam riwayat Imam Nasa’i dan
Ibnu Majah ini, “maka niatnya dicatat dan tidurnya menjadi sedekah dari Allah
Ta’ala.”
Demikianlah sepuluh amalan yang pahalanya setara dengan
shalat malam. Kesepuluh amalan ini dikutip bebas dari buku “Mizan, Jurus Jitu Memperberat Timbangan Amal”
tulisan Dr. Muhammad bin Ibrahim an-Nu’aim. Semoga Allah Ta’ala berkahi umur
penulisnya serta penerbit bukunya, dan memudahkan kita untuk menjalankan
ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar