Search

Senin, 19 Januari 2015

Sepuluh Amalan Ini Pahalanya Setara dengan Shalat Malam..!



           

          

           Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW. Beliaulah seagung-agungnya manusia yang tidak luput dari semua amal shaleh. Meski terbebas dari dosa masa lalu dan yang akan datang, beliau senantiasa mendirikan shalat malam sebagai ibadah unggulan dengan amat sempurna.

            Shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shaleh. Ketika shalat malam inilah seorang hamba bisa berkomunikasi langsung dengan Rabb semesta alam. Dalam shalat malam terdapat derajat yang tinggi dan kemuliaan yang tak bisa digapai oleh mereka yang bermalas-malasan dalam tidur panjangnya.

            Sebab utamanya amalan tersebut, dalam banyak riwayat Nabi SAW menyampaikan amalan-amalan yang pahalanya disetarakan dengan shalat malam. Tentu saja amalan-amalan ini tidak layak dijadikan alasan bagi mereka yang bermalas diri untuk berdiri, rukuk, dan sujud di malam-malam nan syahdu kepada Rabbnya.

            Namun, amalan ini adalah keringanan dan keutamaan bagi mereka yang terbiasa mendirikan shalat malam, kemudian terhalang mendirikannya karena satu dan lain alasan yang dibenarkan oleh syariat.

            Apa sajakah amalan tersebut? Berikut ini adalah sepuluh amalan yang pahalanya setara dengan shalat malam:



1. Shalat Isya dan Subuh Berjamaah




Inilah dua shalat wajib yang paling sukar dikerjakan oleh orang-orang munafiq. Jika di zaman Nabi SAW shalat ini bisa ditinggalkan dengan leluasa oleh orang munafiq sebab tiadanya penerangan seperti zaman sekarang, sehingga wajah mereka tak dikenali jika tidak hadir, maka di zaman serba cahaya ini, kedua shalat tersebut sukar dikerjakan sebab banyak godaan yang dihembuskan oleh setan terlaknat dan pasukannya.

Baik itu permainan, tontonan, acara, dan kegiatan sia-sia dan berorientasi dunia semata, maupun aktivitas-aktivitas maksiat yang biasanya dimulai sejak masuknya waktu Isya hingga fajar Subuh menyapa.

“Barang siapa shalat Isya berjamaah,” sabda Nabi sebagaimana diriwayatkan dari Utsman bin Affan, “ia seperti shalat setengah malam.” Lanjut Rasulullah dalam riwayat Imam Malik, Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi ini, “Barang siapa shalat Isya dan Subuh berjamaah,” pungkas Nabi sebagaimana diriwayatkan pula oleh Imam Abu Dawud dan ad-Darimi, “ia seperti shalat semalam suntuk.”

Lantaran keutamaan ini, dalam riwayat lain disampaikan bahwa para sahabat sering berebut untuk menempati shaf pertama dalam kedua shalat tersebut. Bahkan, Nabi SAW pernah menyebutkan, andai orang-orang mengetahui apa yang terkandung dalam shaf pertama, maka mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak.


2. Empat Rakaat Qabliyah Zhuhur

Di tengah terik sinar mentari, ketika bayangannya sudah bergeser ke arah barat, Allah Ta’ala mensyariatkan shalat Zhuhur. Inilah waktu istirahat terbaik bagi seorang hamba di siang hari. Kumpulan lelah dalam sehari itu, bisa luruh seketika dan berubah menjadi semangat setelah seorang hamba memuji Rabb Yang Maha Terpuji dalam rukuk dan sujud.

Sebelum menu utama empat rakaat Zhuhur nan agung itu, ada sunnah Qabliyah mu’akkad yang lazim dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Bahkan, tatkala beliau luput mendirikannya, beliau menggantinya dengan shalat sunnah selepas Zhuhur.

Secara marfu’ mursalan, diriwayatkan dari Abu Shalih, Rasulullah SAW bersabda, “Empat rakaat sebelum Zhuhur setara dengan shalat menjelang Subuh.” (HR. Ibnu Abi Syaibah).
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa empat rakaat sunnah ini memiliki keutamaan bisa membuka pintu langit.
3. Shalat Tarawih Di Belakang Imam Sampai Selesai
 


Amalan ini hanya ada di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Shalat sunnah Tarawih merupakan salah satu amalan unggulan dengan segudang manfaat. Jika dilakukan dengan iman dan ihsan, maka shalat Tarawih bisa menjadi penggugur dosa bagi seorang hamba. Sedangkan bagi siapa yang menjalankannya secara berjamaah hingga akhir bersama imam, ada keutamaan khusus bagi pelakunya.

Dari Abu Dzar al-Ghifari, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi, serta Imam Nasa’i dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ketika seorang laki-laki shalat (Tarawih) bersama imam sampai selesai, ia dianggap telah mendirikan shalat malam.” 
 
Keutamaan ini semakin bertambah jika shalat Tarawih ini dilakukan bertepatan dengan Lailatul Qadr (malam kemuliaan yang lebih utama dari seribu bulan).


4. Membaca Seratus Ayat Di Malam Hari


Membaca Al-Qur’an adalah ibadah unggulan dengan segudang manfaat di dalamnya. Dari satu huruf Al-Qur’an, Allah menyediakan balasan sepuluh kebaikan. Bagi siapa yang menghafal kalam suci itu, Allah Ta’ala akan memberikan kemuliaan di dunia dan akhirat.

Rasulullah bersabda, “Barang siapa membaca seratus ayat di malam hari,” sebagaimana diriwayatkan dari Tamim ad-Dari, “amalan itu dicatat setara orang yang melakukan qunut semalam.” Hadits mulia ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ad-Darimi.

5. Membaca Dua Ayat Terakhir Al-Baqarah Di Malam Hari


Inilah dua ayat bertema tauhid dalam rangkaian panjang surat Al-Baqarah. Surat tersebut memiliki keutamaan untuk mengusir jin dari sebuah rumah ataupun tempat. Karenanya, diantara dzikir ruqyah terdapat lima ayat awal surat Al-Baqarah, ayat Kursi dan dua ayat selepasnya, juga dua ayat terakhir surat terpanjang dalam Al-Qur’an ini.

Dua ayat ini juga masuk dalam dzikir pagi dan petang yang senantiasa disunnahkan oleh Rasulullah SAW, termasuk amat dianjurkan untuk dibaca di malam hari ketika hendak tidur agar seorang hamba terjaga dari setan dan terbangun dalam ketaatan penuh kepada Allah Ta’ala.

Jika dua ayat ini dibaca di malam hari, sebagaimana disebutkan dari al-Qamah, dari Abu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca akhir surat Al-Baqarah, ia setara dengan shalat malam.” (HR. Bukhari).

6. Akhlak yang Mulia


Sesungguhnya Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak adalah buah pertama dari benarnya iman seseorang kepada Allah Ta’ala. Siapa beriman, maka harus dibuktikan dengan mulianya akhlak. Akhlak ini pula yang membuat jutaan manusia tertunduk dan simpati kepada pribadi Rasulullah dan kemudian berislam dengan rela hati. Sebab pesona akhlak bisa dirasakan oleh mata, pikiran, dan juga hati.

Dari Aisyah binti Abu Bakar ash-Siddiq, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Malik, Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan al-Hakim, Rasulullah SAW bersabda: “Seorang mukmin akan mencapai derajat seseorang yang shalat di malam hari dan berpuasa di siang hari dengan perangainya yang baik.”

Di antara ikhtiar yang bisa ditempuh untuk memiliki perangai nan memesona ini adalah dengan mempelajari sejarah kehidupan Rasulullah SAW, sahabat, tabi’in, dan pengikut tabi’in.

7. Menyantuni Janda dan Orang Miskin





Salah satu dimensi akhlak yang paling utama adalah hubungan antarsesama manusia. Seseorang dikatakan baik akhlaknya tatkala ia tidak mendzalimi sesamanya. Selain itu, mereka yang baik akhlaknya juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat sekitarnya.

Dari Abu Hurairah, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang melayani janda dan orang miskin, mereka seperti mujahid di jalan Allah Ta’ala, atau orang yang shalat malam, atau orang yang berpuasa di siang hari.”


8. Menjaga Adab Shalat Hari Jum’at




Hari Jum’at adalah berkumpulnya kebaikan dan sunnah, di samping berkumpulnya kaum muslimin dalam ibadah shalat Jum’at. Di hari Jum’at ada sunnah untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi, memotong kuku, mencukur rambut, membaca surat Al-Kahfi, dan sebagainya. Tersedia pahala yang agung bagi siapa yang menjalankan sebagian sunnah itu.

Aus bin Aus ats-Tsaqafi mendengar Nabi SAW bersabda, “Barang siapa mandi sebelum shalat Jum’at kemudian datang lebih awal dengan berjalan kaki, lalu berdiri paling dekat dengan imam dan memperhatikan khutbah,” maka baginya tersedia pahala yang agung sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Nasai ini, “setiap langkah dinilai amalan setahun, termasuk pahala puasa dan shalat malamnya.”



9. Ribath Sehari Semalam Di Jalan Allah Ta’ala

Ribath berarti berjaga-jaga. Ia disyariatkan bagi kaum muslimin dalam keadaan perang menghadapi musuh, baik itu kaum kafir, musyrik, maupun munafiq.

Salman al-Farisi, salah satu sahabat Nabi SAW yang berasal dari negeri Persia, suatu hari mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ribath sehari semalam lebih utama dari puasa sebulan sekaligus shalat malamnya.”

Tentunya, jika amalan ini digabungkan, pahalanya akan semakin besar. Sedangkan jika orang tersebut syahid di medan jihad, lanjut Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Nasa’i ini, “Jika ia meninggal, amalannya akan mengalir, rezekinya mengalir, dan terjaga dari siksa kubur.”



10. Niat Shalat Malam Sebelum Tidur


Semua amal tergantung niatnya. Niat yang baik akan diberi pahala satu kebaikan, meskipun belum dilakukan. Dan akan terus bertambah pahalanya jika niat tersebut dilakukan, yakni berlipat sepuluh hingga tujuh ratus kali. Sedangkan niat buruk yang urung dikerjakan, baginya tercatat satu kebaikan sebagai bentuk Maha Penyayangnya Allah Ta’ala.

Dari Abu Darda, Rasulullah bersabda, “Barang siapa mendatangi tempat tidurnya dalam keadaan berniat shalat malam, kemudian ia terlambat bangun,” lanjut Nabi dalam riwayat Imam Nasa’i dan Ibnu Majah ini, “maka niatnya dicatat dan tidurnya menjadi sedekah dari Allah Ta’ala.”



            Demikianlah sepuluh amalan yang pahalanya setara dengan shalat malam. Kesepuluh amalan ini dikutip bebas dari buku “Mizan, Jurus Jitu Memperberat Timbangan Amal” tulisan Dr. Muhammad bin Ibrahim an-Nu’aim. Semoga Allah Ta’ala berkahi umur penulisnya serta penerbit bukunya, dan memudahkan kita untuk menjalankan ketaatan kepada Allah Ta’ala.

            Mudah-mudahan dengan adanya tulisan ini, menjadikan kita lebih cinta dan lebih menaati sang pencipta, Allah Subhanahu Wa Ta’ala, agar kita senantiasa mendapatkan RidhoNya. Aamiin.